siapa yang tidak mengenal Albert Einstein? Hampir kebanyakan orang mengenalinya. Ia berasal dari keluarga Yahudi Jerman yang bersekolah di sekolah Katolik. Jenius Matematika dan Fisika. Teori Relativitasnya yang rumit membuat orang uring-uringan. Bahkan hanya beberapa saja yang dapat memahami teori itu. Einstein telah divonis menjadi orang tercerdas sepanjang abad 20.
Tapi, tahukah anda bahwa saya mempunyai cerita menarik tentang Albert Einstein ini? Ini masih berkaitan dengan teori relativitasnya. Bersiap-siaplah anda untuk segera menyimak cerita dari saya.
Suatu hari, Einstein mengadakan kunjungan ke pelbagai dunia untuk mempresentasikan teorinya itu. Semua negara telah dikunjungi. Hingga sampai akhirnya Einstein tiba di Indonesia untuk mempresentasikan teori itu. Secara kebetulan, tempat untuk mangadakan presentasi teori baru ini diadakan di Universitas Jember (UNEJ) di Jember. Berbondong-bondonglah para mahasiswa untuk menyaksikan aksi sang jenius ini. Orang-orang datang dari pelbagai penjuru. Semua orang Indonesia menuju Jember untuk menyimak presentasi ini.
Einstein pergi ke Jember bersama seorang supir pribadinya. Suatu ketika, supirnya berkata pada Einstein,
“Tuan Einstein, Anda yakin akan mempresentasikan teori Anda di sini?” kata Si Supir penuh hormat.
“Memangnya kenapa?” tanya Eintein terheran-heran.
“Jika tuan berkenan, saya ingin menggantikan Tuan.”
Einstein semakin heran. “Kamu yakin?”
“Saya sudah berpuluh-puluh kali saya mendengarkan Tuan menjelaskan teori itu. Saya sudah hafal di luar kepala,” ujar Si Supir meyakinkan.
Einstein berpikir sejenak . Tampak mempertimbangkan hal ini. “Okelah kalau begitu. Toh, orang-orang itu juga tak tahu wajahku. Presentasikan dengan baik.”
“Siap, Tuan.”
Berangkatlah Si Supir ke panggung untuk menyampaikan teori relativitas, sementara Einstein asli tetapi di mobil. Semua orang tampak menyimak dengan sunggung-sungguh tanpa ada yang menyadari bahwa itu bukan Albert Eintein. Ketika presentasi selesai, semua orang bertepuk tangan. Mereka banyak mengucapkan selamat pada Einstein palsu. Tapi, tiba-tiba salah satu dosen Fisika di Universitas Jember merasa kebingungan dengan suatu dalil dan langsung menanyakan hal itu pada Einstein.
“Ini ada yang ngganjel, Pak. Saya juga masih bingung. Tolong bapak memberikan penjelasan,” kata Dosen.
“Ehm, ini ya?” Si Einstein palsu mencoba mencari tahu pemecahannya. Ia berfikir keras.
“Bagaimana, Pak?” tanya Dosen.
Dengan segera Einstein palsu mejawab, “Oalah, cuma gini aja. Ya gampang banget. Saya bisa menjelaskan hal ini sambil memasak dan juga bermain gitar,” kata Einstein palsu.
“Lantas?”
“Saya bisa menjelaskannya. Tapi, saya malas dan juga lelah karena presentasi tadi cukup menguras tenaga. Biar supir saya saja yang menjelaskan,” kata Einstein palsu. Si Dosen semakin kagum pada Einstein. “Supir, kemari kau!” kata Eintein palsu melambaikan tangan pada Einstein asli yang sedang berada dalam mobil.
“Iya, ada apa?” sahut Einstein asli.
“Jelaskan teori ini,” kata Einstein palsu. “Aku kembali ke mobil dulu.”
Si Einstein asli mengangguk dan langsung memberi pemecahan pada permasalahan Si Dosen. Di akhir kalimat, Pak Dosen mengucapkan banyak terima kasih pada supir Einstein–Einstein asli.
“Terima kasih banyak ya, Pak Supir. Supirnya aja cerdas apalagi tuannya. Hebat, hebat,” kata Pak Dosen meninggalkan Einstein.
Si Einstein asli bangga pada supirnya, ternyata supirnya dapat menyampaikan tugas dengan baik.
Tapi, tahukah anda bahwa saya mempunyai cerita menarik tentang Albert Einstein ini? Ini masih berkaitan dengan teori relativitasnya. Bersiap-siaplah anda untuk segera menyimak cerita dari saya.
Suatu hari, Einstein mengadakan kunjungan ke pelbagai dunia untuk mempresentasikan teorinya itu. Semua negara telah dikunjungi. Hingga sampai akhirnya Einstein tiba di Indonesia untuk mempresentasikan teori itu. Secara kebetulan, tempat untuk mangadakan presentasi teori baru ini diadakan di Universitas Jember (UNEJ) di Jember. Berbondong-bondonglah para mahasiswa untuk menyaksikan aksi sang jenius ini. Orang-orang datang dari pelbagai penjuru. Semua orang Indonesia menuju Jember untuk menyimak presentasi ini.
Einstein pergi ke Jember bersama seorang supir pribadinya. Suatu ketika, supirnya berkata pada Einstein,
“Tuan Einstein, Anda yakin akan mempresentasikan teori Anda di sini?” kata Si Supir penuh hormat.
“Memangnya kenapa?” tanya Eintein terheran-heran.
“Jika tuan berkenan, saya ingin menggantikan Tuan.”
Einstein semakin heran. “Kamu yakin?”
“Saya sudah berpuluh-puluh kali saya mendengarkan Tuan menjelaskan teori itu. Saya sudah hafal di luar kepala,” ujar Si Supir meyakinkan.
Einstein berpikir sejenak . Tampak mempertimbangkan hal ini. “Okelah kalau begitu. Toh, orang-orang itu juga tak tahu wajahku. Presentasikan dengan baik.”
“Siap, Tuan.”
Berangkatlah Si Supir ke panggung untuk menyampaikan teori relativitas, sementara Einstein asli tetapi di mobil. Semua orang tampak menyimak dengan sunggung-sungguh tanpa ada yang menyadari bahwa itu bukan Albert Eintein. Ketika presentasi selesai, semua orang bertepuk tangan. Mereka banyak mengucapkan selamat pada Einstein palsu. Tapi, tiba-tiba salah satu dosen Fisika di Universitas Jember merasa kebingungan dengan suatu dalil dan langsung menanyakan hal itu pada Einstein.
“Ini ada yang ngganjel, Pak. Saya juga masih bingung. Tolong bapak memberikan penjelasan,” kata Dosen.
“Ehm, ini ya?” Si Einstein palsu mencoba mencari tahu pemecahannya. Ia berfikir keras.
“Bagaimana, Pak?” tanya Dosen.
Dengan segera Einstein palsu mejawab, “Oalah, cuma gini aja. Ya gampang banget. Saya bisa menjelaskan hal ini sambil memasak dan juga bermain gitar,” kata Einstein palsu.
“Lantas?”
“Saya bisa menjelaskannya. Tapi, saya malas dan juga lelah karena presentasi tadi cukup menguras tenaga. Biar supir saya saja yang menjelaskan,” kata Einstein palsu. Si Dosen semakin kagum pada Einstein. “Supir, kemari kau!” kata Eintein palsu melambaikan tangan pada Einstein asli yang sedang berada dalam mobil.
“Iya, ada apa?” sahut Einstein asli.
“Jelaskan teori ini,” kata Einstein palsu. “Aku kembali ke mobil dulu.”
Si Einstein asli mengangguk dan langsung memberi pemecahan pada permasalahan Si Dosen. Di akhir kalimat, Pak Dosen mengucapkan banyak terima kasih pada supir Einstein–Einstein asli.
“Terima kasih banyak ya, Pak Supir. Supirnya aja cerdas apalagi tuannya. Hebat, hebat,” kata Pak Dosen meninggalkan Einstein.
Si Einstein asli bangga pada supirnya, ternyata supirnya dapat menyampaikan tugas dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Kunjungan Anda
Komentar Anda sangat Berarti Buat Kami
No Porno, No Sara...