Di bawah ini, akan saya sajikan berbagai hewan dari kelas, mamalia,  reptil, amphibi, hingga pisces yang berkemampuan "Terbang". Akan tetapi,  terbang disini bukanlah terbang selayaknya burung, melainkan gerakan  melompat yang tingkat jarak yang dicapai cukup tinggi.
Silahkan Disimak
ULAR TERBANG
 
 
Silahkan Disimak
ULAR TERBANG
Ular Terbang - Chrysopelea 
 
 Ular Terbang
 
 
 
 Ular Terbang
 
 TUPAI TERBANG
Tupai Terbang
 
 
 
 Tupai Terbang
 
 
 
 Tupai Terbang
 
 
 
 KATAK TERBANG
Katak Terbang
 
 
 
 Katak Terbang
 
 
 
 Katak Terbang
 
 
 
 1. Hidup dihabiskan sepanjang hari di atas pepohonan di dalam hutan tropis
2. Katak ini mampu terbang dari satu pohon ke pohon lain, catatan jarak terjauh adalah 15 meter.
3. Ironisnya, sebagian Katak ini memilih untuk berkimpoi di kubangan badak asia yang terancam punah, sehingga hal ini juga mengganggu populasi katak ini.
IKAN TERBANG
Ikan Terbang
 
 
 
 Ikan Terbang
 
 
 
 Ikan Terbang
 
 
 
 Ikan Terbang
 
 
 
 Exocoetidae atau ikan terbang adalah familia ikan laut yang terdiri atas sekitar 50 spesies yang dikelompokkan dalam 7 hingga 9 genera. Ikan terbang ditemukan di semua samudra utama, terutama di perairan tropis dan subtropis di samudera Atlantik, Pasifik dan Hindia. Ciri utamanya yang paling menonjol adalah sirip dadanya yang besar, memungkinkan ikan ini meluncur terbang secara singkat di udara, di atas permukaan air, untuk lari dari pemangsa. Peluncuran mereka biasanya sejauh sekitar 50 meter, namun mereka dapat menggunakan dorongan pada tepi gelombang hingga dapat mencapai jarak setidaknya 400m. Mekanisme bagaiman ikan ini bisa terbang juga sederhana saja. Awalnya mereka akan berakselerasi di dalam air hingga mencapai kecepatan 70 km/jam dibantu oleh kepakan ekor mereka. Sekali mereka melompat di atas air, sirip-siripnya akan mengembang dan memanfaatkan angin untuk meraih ketinggian. Adakalanya mereka memukulkan ekornya untuk tetap melompat tinggi dan mengubah arah. Pada beberapa spesies ikan terbang sayap di bagian dadanya juga dibantu sayap di bagian belakangnya, sehingga jenis yang bersayap empat ini lebih hebat beratraksi di udara. Meski kemampuan terbangnya tidak jauh, ikan terbang bisa melakukan terbang bersama, dengan membentuk formasi unik untuk menempuh jarak hingga 400 meter.
CICAK TERBANG - CEKIBAR
Cicak Terbang
 
 
 
 Cicak Terbang
 
 
 
 Cekibar adalah jenis cecak terbang yang kerap dijumpai di Jawa. Kadal  ini dikenal dengan nama ilmiah Draco volans Linnaeus, 1758. Nama  lokalnya di antaranya adalah cekibar (Betawi), hap-hap (Sunda), dan  celeret gombel atau klarap (Jawa). Dalam bahasa Inggris disebut gliding  lizards atau flying dragon.
Hewan ini menyebar mulai dari Thailand dan Semenanjung Malaya di barat;  Kepulauan Filipina di utara; Sumatra, Mentawai, Riau, Natuna, Borneo,  Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Maluku di timur. Cekibar biasa  didapati di pekarangan, kebun, hutan sekunder. Kerap kali hewan ini  teramati sedang berburu serangga di pepagan hingga ke cabang-cabang  pohon. Terkadang cekibar berpindah tempat dengan cara ‘terbang’, yakni  meloncat dan melayang dari satu pohon ke lain pohon.
Pada musim kimpoi, kerap dijumpai beberapa ekor jantan berkejaran dengan  betinanya di satu pohon yang sama. Menyimpan telur di dalam tanah  gembur atau humus di dekat pangkal pohon; betinanya menggali tanah  dengan menggunakan moncong.
LEMUR TERBANG - KUBUNG
Lemur Terbang
 
 
 
 Lemur Terbang
 
 
 
 Lemur Terbang
 
 
 
 Lemur Terbang
 
 
 
 Kubung (bahasa Inggris: colugo) adalah hewan nokturnal sejenis tupai  yang terdapat di Asia Tenggara. Nama ilmiahnya Cynocephalus variegatus,  dan termasuk dalam ordo Dermoptera. Hewan ini memiliki kulit tipis  elastis yang terdapat pada sekitar kedua kakinya, sehingga ia mampu  melayang dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Dalam bahasa  Inggris, kubung dikenal juga dengan cobego atau flying lemur. Meskipun  disebut dengan lemur yang dapat terbang, kubung bukanlah lemur dan tidak  memiliki kemampuan terbang. Kubung termasuk herbivora, ia makan  tumbuh-tumbuhan seperti daun, sayuran, bunga, dan buah. Di daerah  Rejang, suara kubung yang terdengar di sekitar pemukiman desa, dianggap  pertanda akan ada penduduk sekitar desa tersebut yang akan meninggal  dunia. Sampai sekarang, mitos tersebut masih dipercaya oleh sebagian  besar suku Rejang.
 Sumber  

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Kunjungan Anda
Komentar Anda sangat Berarti Buat Kami
No Porno, No Sara...